top of page

Memperkenalkan Budaya Indonesia Pada Masyarakat Harbin

By Manuel Chandra Budijono

 

HARBIN, TIONGKOK – PPIT (Perhimpunan Pelajar Indonesia  Tiongkok)  bekerjasama dengan ICC (Indonesia – China Centre 印中会) sebagai rekan utama mengadakan acara yang bertajuk “ICC-Indonesian Arts Festival” . Acara ini berlokasi di ruangan 301 Student Activity Center Harbin Institute of Technology (HIT) yang merupakan salah satu kampus paling popular yang berada di Harbin. 

 

Acara ini bertemakan “Celebrating 65 Years Indonesia China Friendship A Glimpse  Of Indonesia”. Acara ini dikemas dalam rangka memperkenalkan budaya Indonesia pada masyarakat lokal maupun masyarakat asing yang berada di Harbin, khususnya dalam bidang seni. Acara ini juga digelar dalam rangka merayakan persahabatan antara Indonesia dan Tiongkok dalam rentang waktu  65tahun.

 

Pukul 17.00, ratusan penonton sudah terlihat memadati ruang 301 gedung Student Activity Center, HIT.  Pergelaran akbar ini dihadiri oleh ratusan pelajar lokal dan pelajar asing dari berbagai negara seperti Inggris, Tanzania, Rusia, Korea, Thailand dll. Tidak ketinggalan para tamu VIP yang terdiri dari guru dari berbagai universitas di Harbin serta perwakilan para sponsor juga terlihat menghadiri pergelaran ini.

 

Acara ini dimulai tepat pukul 17.30 diawali dengan pembukaan dan ditandai dengan menggemanya Lagu Kebangsaan  Indonesia Raya yang di sajikan dalam bentuk orkestra. Orkestra ini merupakan gabungan dari para pelajar Indonesia serta pelajar HIT. Acara di lanjutkan dengan penampilan tarian tradisional Aceh yakni tari Saman. Selain tari Saman terdapat berbagai tradisional lain dari berbagai daerah di Indonesia seperti Tari Tor-Tor dari Sumatera Utara, Tari Deguq dari Kalimantan dan Tari Yospan dari Papua.

 

Pada acara ini, anggota PPIT cabang Harbin juga melantungkan lagu tradisional Indonesia seperti Tokecang, Gundhul-Gundhul Pacul yang di mainkan dengan alat musik angklung. Permainan angklung dari anggota PPIT cabang Harbin memukau para penonton yang menyaksikan acara ini. Hal ini bisa dimaklumi karena alat musik di Tiongkok tidak ada yang menyerupai alat musik angklung. Inilah saat untuk menunjukkan angklung sebagai alat musik tradisional khas Indonesia agar semakin dikenal di level internasional. 

 

Selain lagu tradisional Indonesia, di acara ini juga dimeriahkan dengan penampilan band. Hal ini dikarenakan anggota PPIT mayoritas mahasiswa yang memiliki jiwa muda. Mereka memainkan lagu-lagu Pop Indonesia seperti Bendera (Cokelat), Menghapus Jejakmu (Peterpan).  Selain penampilan lagu Indonesia, di sela-sela acara juga disisipi beberapa lagu asing yang populer di Indonesia  dari group band Gun N’ Roses, Sweet Child O’ Mine.

 

Kolaborasi  pelajar asing dari Rusia dan Thailand turut memeriahkan acara ini dalam pertunjukan  modern dance. Tidak ketinggalan adalah kehadiran pelajar Tiongkok di HIT yang ikut memeriahkan acara ini dengan menampilkan permainan orkestra dan  acapella.

 

Di pertengahan dan akhir acara, diadakan pembagian doorprize senilai 1000RMB (setara dengan Rp. 2.000.000,00) yang berupa makanan ringan dari Indonesia. Pembagian Doorprize dilakukan dengan cara pengambilan nomer undian oleh MC. Suasana heboh dan gembira menyertai sesi pembagian doorprize ini.

 

Akhir acara ditutup dengan penampilan F4 -tentunya bukan F4 asli- tetapi para boyband pelajar Indonesia yang beranggotakan empat orang. Mereka membawakan lagu “qingfeideyi”《情非得已》 . Semua penonton larut dalam kegembiraan dan turut serta  bersama-sama  menyanyikan lagu tersebut. Selesai lagu ini dinyanyikan, para penonton bertepuk tangan meriah dan melakukan standing ovation  atas kesuksesan acara ini.

 

“Acara yang luar biasa, saya tertarik terutama dengan alat musik yang terbuat dari bambo- angklung-.Setelah menghadiri acara ini saya baru tahu kalau Indonesia,tidak hanya Bali, karena  sebelumnya saya hanya tahu pulau Bali” ungkap Zhang Wei salah satu penonton dari Tiongkok pada acara ini.

 

“Orang-orang Indonesia yang berada di Harbin sangat aktif walaupun jumlah mereka tidak mencapai 50orang, tetapi mereka dapat membuat acara yang di hadiri kurang lebih 500 orang, ” pungkas  ZhaoLin yang merupakan guru dari ISC (International Student Center-HIT) tentang kesan pesannya pada acara ini.

 

 

bottom of page